Truth Or Dare? (Chapter 1)
Helloooo, what's up? Aku balik lagi nih bawa ff sekarang. Ini ffnya bener-bener gak masuk akal kali ya, wkwk. Dan pastinya ini ff mengecewakan.
Cast:
Yoona
Siwon
Sooyoung
Dan pemain lain sesuai jalan cerita^^
WARNING!!!
Typo(s)
DON’T LIKE DON’T READ, ok?
Summary:
Truth or dare? Itu adalah sebuah permainan. Kalau kau memilih truth, itu artinya kau harus menjawab
pertanyaanku dengan jujur. Tapi jika kau memilih dare, kau harus mengikuti segala perintahku / Yoona, Siwon, Sooyoung. Dan pemain lain sesuai jalan cerita^^
Note:
Judul sama Summary nggak nyambung sama cerita. Abis nggak jago bikin
Summary sama Title. Wkwk.
.
Let’s Read!!
.
.
Hari ini cukup cerah. Sesosok
namja berjalan menuju sebuah rumah sederhana itu. “Yoong…. Yoona!” teriak
namja itu dengan suara tampannya.
Tak lama
kemudian muncullah seorang yeoja dengan menggendong tas berwarna coklat tua
polos itu. “Hai Siwon, hari ini kau menjemput tiga puluh menit lebih cepat dari
biasanya..” respon yeoja itu. Ya, yeoja itu bernama Yoona. Im Yoona.
Namja
yang sedang ada di hadapannya ini bernama Siwon. Choi Siwon. Dia adalah namja yang
kaya, namun ia tak sombong, ia pun senang bergaul dengan siapa saja. Buktinya,
sudah delapan tahun lamanya ia menjalin pertemanan dengan yeoja bermarga Im ini.
Mereka
berdua tidak mencintai satu sama lain. Disini mencintai dalam arti sebagai
sepasang kekasih. Tidak. Mereka saling menyayangi sebatas persahabatan saja.
Meski terkadang hati Siwon meraung ingin mencintai lebih dari sahabat, namun
perasaan itu masih dapat Siwon kendalikan.
Ne, hari
ini tepat memperingati 8 tahun persahabatan mereka. Mungkin karena alasan itulah Siwon datang
lebih awal. “Kau lupa hari ini hari apa, hm?” tanya Siwon yang diikuti dengan cemberutnya.
“Hmmm,
hari ini kan hari selasa. Memangnya ada apa?” tanya Yoona dengan menahan
tawanya.
“Kau lupa
ne?” tanya Siwon lagi masih dengan penuh harapan. Yoona masih terdiam. “Ah kau
lupa.” Tambah Siwon ketika tak mendengar respons apapun dari Yoona. Wajah Siwon
semakin murung, dan cemberut.
“Hahahahaha..”
tiba-tiba tawa Yoona pun pecah. “Kau fikir aku lupa, hm? Aniya, aku ingat kok.
Mana mungkin aku lupa?” Yoona sudah tak dapat menahan tawanya.
“Ish kau
ini!!!” respons Siwon dengan mengacak-acak rambut Yoona. Yoona tersenyum. Ya,
Siwon memang tak mudah marah. Itulah yang membuat persahabatan mereka awet
hingga sekarang.
Dan
merekapun berjalan menuju halte bus. “Kau tidak ingin mencari pacar?”
pertanyaan Yoona saat mereka sedang berjalan menuju halte bus.
“Pacar?” tanya
Siwon dengan mengerutkan dahinya.
“Ne,
pacar. Kekasih. Yeojachingu. Memangnya kau tidak merasa kesepian?”
Siwon
tampak berfikir sebentar. “Hm… Anio, aku tidak merasa kesepian. Malah aku
senang dengan suasana seperti ini. Berteman pada semua orang. Jadi kita bisa
dekat dengan siapapun kan?”
“Benar
juga,”
“Memangnya
ada apa? Kau sudah mempunyai seorang……..hm….” omongan Siwon terpotong dengan
dehamannya. “…namjachingu?” lanjutnya dengan takut-takut.
Yoona
tersenyum. “Belum…..” ucap Yoona. “..ah maksudku tidak.”
Untuk
kedua kalinya Siwon mengerutkan dahinya. ‘dia ini kenapa?’ tanya Siwon dalam
hatinya.
***
Siang
hari telah tiba. Aura panas mulai menyelimuti Negara Korea Selatan bagian Seoul
ini. Seperti biasa, Siwon menjemput Yoona di kelas sebelahnya. Ya, mereka tidak
satu kelas.
“Hari ini
panas sekali ya!” ucap Yoona membuka pembicaraan saat mereka sedang perjalanan
pulang.
“Begitulah,”
sahut Siwon.
“Hah…”
hembusan nafas Yoona saat keheningan mulai menyelimuti mereka. “Aku bosan..”
ucap Yoona dengan cemberut. Tak seperti biasanya keheningan menyelimuti mereka.
“Siwon!” pancing Yoona lagi saat tak ada respon dari Siwon.
“Ah… ne?
Ada apa?”
“Aku
bosan.”
“Hmmm,
bagaimana kalau kita bermain truth or
dare?”
“Hah? Apa
itu?”
“Itu
adalah sebuah permainan. Kalau kau memilih truth,
itu artinya kau harus menjawab pertanyaanku dengan jujur. Tapi jika kau memilih
dare, kau harus mengikuti segala
perintahku!” jelas Siwon.
“Aish?
Mengikuti segala perintahmu? Ah, aku tidak mau!” bantah Yoona tak setuju.
“Ne… Dan
mau tak mau kau harus melaksanakannya! Begitu juga sebaliknya, aku akan
melakukan hal yang sama.” respons Siwon
yang diikuti dengan tertawa kecil. “Bagaimana? Mau tidak?” pancing Siwon.
“Hmmm… Baiklah,
baiklah…” terima Yoona. “Aku memilih dare.
Tapi jangan yang aneh-aneh ne!” lanjut Yoona dengan air wajah yang sedikit
ketakutan.
Tawa
Siwon pecah. “Memangnya kau mengira aku akan memberimu dare apa? Mengajakmu kawin lari? Hahaha… It’s so impossible,
Yoona!” ucap Siwon masih diikuti dengan tawanya.
Yoona
menggerutu karena perlakuan Siwon. “Cepat katakan, apa darenya?!” ucap Yoona dengan ketus.
Mulai
muncul segaris senyuman pada bibir Siwon. “Hmmm, dare untukmu adalah….” Ujar Siwon diperlambat. Ia sengaja membuat
gadis di sampingnya ini penasaran.
“Siwon,
cepat katakan! Tak usah bertele-tele seperti itu, aku tak suka, Siwon!” kata
Yoona dengan membulatkan matanya sempurna di hadapan Siwon.
Siwon
sedikit membeku dan kesadarannya setengah hilang saat melihat Yoona menatapnya
dengan jarak yang bisa dibilang, dekat. Jantung Siwon berdetak cukup kencang,
jantung Siwon berdebar-debar. Membuatnya terdiam, dan terdiam.
“Siwon!
Kau kenapa?” ucap Yoona dengan mengguncangkan tubuh Siwon yang sedari tadi diam
membeku.
Sedetik
kemudian Siwon sadar dari lamunannya. “Hah? Iya, iya iya…. Dare untukmu adalah, kau harus menelponku setiap pagi untuk
mengucapkan, “Selamat Pagi, jangan lupa mandi, jangan lupa sarapan juga!”
seperti itu. Hanya selama satu bulan saja.” Ucap Siwon yang diikuti dengan
senyuman kecilnya.
Jantung
Siwon masih berdebar-debar. “Begitu? Hmm… Tak sulit. Baiklah, ku terima dare-mu!”
“Hheu…” tawa
kecil Siwon lakukan hanya untuk menutupi jantungnya yang masih berdebar-debar. “Eung….
Karena aku adalah namja sejati, aku memilih dare!
Tantangan apa yang akan kau beri padaku?” Ucap Siwon.
“Hmm, aku
belum menyusun tantangan, nanti saja jika sudah satu bulan, barulah aku
memberikan tantangan itu!” jawab Yoona.
“Lama
sekali…. But, it’s okay lah! Oh iya, jangan lupa dengan dareku!” respons Siwon.
***
-Yoona
POV-
“Hallo!
Ada apa? Mengapa pagi-pagi sekali kau sudah telfon, Yoona?” kata pertama yang
ku terima saat aku menelpon Siwon. Terdengar sekali kalau ia sangat kesal
karena menerima telpon dariku. Ish, maunya namja ini itu apa? Dia menyuruhku untuk
menjalankan dare darinya. Tapi saat aku
menjalankannya dia malah memarahiku seperti ini. Dasar namja idiot.
Terdengar
decakan dari handphoneku. “Yoona, ada apa? Mengapa kau menelponku pagi-pagi
seperti ini?” tanya Siwon lagi, membuatku tersadar dari gerutuku sejak tadi.
“GOOD
MORNING! JANGAN LUPA UNTUK SARAPAN DAN MANDI YA!” ujarku dengan cukup keras. Jujur
saja, aku sangat kesal dengan sikapnya yang seperti ini. Apa dia lupa telah
memberiku tantangan? Ish, namja ini benar-benar.
“Apa kau
bisa mengecilkan volumemu?” respons Siwon santai.
Apa?
Mengecilkan volume katamu? Ish, siapa yang tidak kesal dengan namja yang idiot,
aneh, babbo, bodoh, atau apalah itu layaknya kau! Ish! Tanpa berfikir panjang
aku langsung mematikan sambungan teleponku dengannya.
Aku sudah
bangun pagi-pagi, kehilangan banyak pulsa, hanya untuk menjalankan
tantangannya. Tapi responnya malah seperti itu? Benar-benar mengesalkan.
***
“Mengapa
tadi kau menelponku pagi-pagi buta, dan ditambah dengan volume sebesar itu? Kau
fikir aku tuli?” kata pertama Siwon saat ia menjemputku. Suaranya terdengar
kesal yang dibuat-buat.
“Dasar
namja babbo, bodoh, idiot, aneh! Bukankah kau menyuruhku menjalankan tantangan
yang kau berikan, hah?!” balasku tak mau kalah.
“Apa
harus dengan volume setinggi itu? Kau mengesalkan!” jawab Siwon yang diikuti
dengan cibirannya yang tidak dapat aku dengar.
Aku
menghembuskan nafasku. “Mengesalkan katamu? Lebih mengesalkan mana dengan namja
yang menyuruh bahkan memaksa temannya untuk menjalankan tantangan darinya. Tapi
saat temannya menjalankan tantangan itu, namja itu justru memarahi temannya?
Benar-benar tidak masuk akal!” balasku dengan panjang lebar, cepat dan tak mau
kalah. Aku yakin, dukun yang sedang berkomat-kamitpun kalah cepat dengan
omonganku barusan.
Dengan
cepat Siwon menatapku. “Tantangan?” tanyanya dengan mengangkat salah satu
alisnya. Oh Tuhan, apa harus aku menjelaskannya agar ia ingat? Dia benar-benar
namja yang pikun. Cepat sekali dia lupa. “Ahhh, aku mengingatnya! Aku hampir
saja lupa, Yoong. Maaf yaaa!” ucapnya dengan wajah yang terlihat tanpa dosa
itu.
“HAMPIR
SAJA LUPA, KATAMU? DAN HANYA MAAF?” ucapku dengan api yang membara. Kalau saja dia
bukan temanku pasti aku sudah memanggangnya hidup-hidup. “Aku sudah bagun
pagi-pagi, menghabiskan sebagian pulsaku, hanya demi mengucapkan good morning
padamu. Tapi responmu malah seperti itu. Ditambah lagi kau yang lupa dengan
tantangan itu. Dan lagi sekarang kau hanya meminta maaf?” ucapku masih dengan
api yang membara.
“Maafkan
aku ya?” tanya Siwon padaku, kali ini dengan membentuk tangannya seperti huruf
‘V’ di hadapanku. Namun aku tetap saja acuh. Dia fikir aku segampang itu memaafkannya?
Cih. “Yoona, kau tak mau memaafkanku?”
“Menurutmu?”
jawabku singkat. Aku sudah lelah untuk mengeluarkan kata-kata lagi. Amarahku
padanya tadi cukup menguras tenaga, meskipun aku belum puas untuk memarahinya.
“Menurutku?
Menurutku, kau harus memaafkanku. Bagaimanapun juga, aku kan lupa. Lupa itu
tidak sengaja. Dan tidak sengaja itu manusiawi bukan?” jawab Siwon panjang
lebar. Ya, denganku ia memang sangat cerewet. Berbeda dengan dirinya dengan
teman-temannya yang lain.
“Begitu?”
“Harusnya
begitu…” ucap Siwon lagi-lagi dengan senyuman tanpa dosanya itu. “Yoona,
maafkan aku ne?” kali ini dengan raut wajah memelas dan diikuti dengan jari kelingkingnya
yang ia ajukan padaku, oh iya tak lupa dengan wajah sok aegyonya itu yang
membuatku makin ingin muntah.
Ya, aku
memang tidak tega dengan orang yang meminta maaf padaku. Apalagi dengan raut
wajah memelas layaknya namja yang kini sedikit menunduk dan ada di hadapanku
ini. Aku memukul pelan muka Siwon dengan maksud jangan memberikan muka aegyo
seperti itu. “Jangan seperti itu, aku muak!” ucapku dengan ketus. Lalu membalas
ajuan jari kelingkingnya.
“Nah!
Asik! Kau memaafkanku!” ujarnya dengan bangun dari hadapanku, lalu ia berdiri
sejajar di sampingku dan melingkarkan tangannya di leherku. “Ayo kita lanjut
berjalan!”
“Kau
fikir beratmu seberapa, hah? Tak usah seperti ini, membuatku sesak nafas tau!” responku
dengan melepas lingkaran tangannya yang barusan ada di leherku ini.
Sedikit
terlihat garis cemberut di mulutnya. Lalu ia kembali ceria saat ia menceritakan
tentang Park Hyena yang akan world tour. Iya, Park Hyena adalah penyanyi
terkenal idola Siwon itu.
Yap,
Siwon memang menyukai Park Hyena sejak tiga tahun yang lalu. Menurut
pendapatku, dia adalah namja yang setia. Bagaimana tidak? Tiga tahun lalu Park
Hyena belum setenar ini. Namun karena suara Indahnya—bagi Siwon—itu, Siwon jadi
tergila-gila dengannya. Bahkan saat kariernya sempat anjlok karena ia terlibat pertengkaran
dengan penyanyi lain, Siwon masih tetap mendukungnya, ia tetap memberi semangat
untuk Hyena saat berita-berita muncul di infotainment. Ya, meskipun Hyena tidak
mendengar ucapan semangat dari Siwon itu.
Namun aku
tak pernah marah ataupun eneg melihat Siwon yang terlalu mengidolakan Hyena. Ku
fikir itu adalah hal yang normal. Dia namja, dan ia mengidolakan wanita cantik, pintar, dan
tentunya berbakat layaknya Hyena itu. Kecuali kalau ia mengidolakan seorang
namja, dan ia tergila-gila. Aih, kalau ia mengidolakan namja sampai
tergila-gila, akan ku rebus dia hidup-hidup dan sampai matang.
0 Comment